Frequently Asked Questions
FAQ
- Apakah definisi Natal?
- Mengapa Allah menamakan anak yang dilahirkan Maria itu Yesus?
- Siapakah Yesus sesungguhnya?
- Apa arti nyanyian malaikat yang dikumandangkan ketika Yesus lahir?
- Benarkah orang Majus yang menjumpai bayi Yesus berjumlah tiga orang?
- Di mana Yesus dibaringkan setelah ia lahir ke dunia? Apa makna yang terkandung di dalamnya?
- Mengapa Natal belum sempurna tanpa Paskah?
- Apa makna Natal yang sesungguhnya?
- Mengapa Allah menjelma menjadi Manusia?
- Mengapa Natal itu penting?
- Apakah kita harus memberikan kado ketika Natal?
Natal dalam bahasa Latin berarti lahir. Mulai abad ke-3 kata ini dihubungkan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Pada kalender Philocalian tahun 336, 25 Desember disebut sebagai Natus Christus in Betlehem Judeae. Sepertinya tanggal ini dipilih untuk mengganti hari raya pemujaan matahari yaitu Natalis Solis Invicti.
Nama Yesus adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani Yehoshua yang disingkat menjadi Yoshua atau Yeshua. Arti akar kata itu adalah "Yahwe menyelamatkan". Bayi itu diberi nama Yesus karena arti yang terdapat dalam nama itu. Ada janji Allah yang terkandung dalam nama itu: Allah akan menyelamatkan. Ia akan menyelamatkan umat manusia.
Yesus "... dikandung daripada Roh Kudus" (Mat 1:18). Dengan demikian, Yesus adalah Allah. Ia benar-benar Allah. Dalam diri bayi yang lahir di Betlehem itu, Allah sendiri yang datang. Yesus "lahir dari anak dara Maria" (Mat 1:23). Dengan demikian, Yesus adalah manusia. Ia benar-benar manusia. Ia lahir dari seorang perempuan, berarti Ia manusia biasa. Yesus adalah Allah sehingga Ia dapat mengampuni dosa kita, sekaligus manusia sehingga Ia dapat menggantikan kita di kayu salib dalam menerima hukuman dosa.
Nyanyian tersebut adalah suatu pemberitahuan atau pernyataan. Dengan nyanyian itu, malaikat hendak menyatakan bahwa kelahiran Yesus menimbulkan dampak: kemuliaan Allah menjadi nyata dan damai sejahtera dari Allah hadir di antara manusia -- hubungan antara Allah dan manusia dipulihkan.
Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka bertiga. Mungkin kebiasaan menganggap jumlah tiga orang itu disebabkan oleh adanya tiga macam persembahan yang mereka bawa. Mungkin mereka hanya berdua, mungkin juga jumlah mereka lebih dari tiga orang. Sebab untuk menempuh perjalanan yang jauh, dan demi keamanan, biasanya pada zaman itu orang berjalan dalam rombongan besar.
Palungan. "Dan inilah tandanya bagimu: Kami akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." (Luk. 2:12) Palungan adalah tanda ketidakwajaran dan ketersisihan keberadaan Yesus. Palungan sebagai tanda ketersisihan mengisyaratkan solidaritas Yesus kepada orang-orang yang terpaksa lahir di tempat-tempat yang tidak wajar. Palungan sebagai tanda ketersisihan menunjukkan solidaritas Yesus kepada orang-orang yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat.
Keistimewaan kelahiran Yesus dapat dimengerti sepenuhnya setelah kita membaca bagian tengah dan akhir dari riwayat hidup Yesus. Kelahiran Yesus belum memberi dampak apa-apa kepada iman kita, dampak itu baru muncul dari hidup dan pengajaran-Nya. Kita baru bisa memahami kedalaman arti Natal kalau kita memahami karya Yesus sepanjang hidup-Nya yang mencapai klimaksnya ketika Ia dibangkitkan Allah dari kematian sebagai tanda bahwa Allah mengabsahkan segala karya hidup-Nya. Sebab itu, Natal tidak bisa berdiri sendiri terlepas dari Paskah.
Natal adalah penggenapan kasih Allah (Yoh. 3:16-17). Kisah Natal adalah kisah Allah menjadi manusia dalam Diri Yesus Kristus.
Karena Allah begitu mengasihi kita dan karena Dia adalah kasih (1 Yoh. 4:8)
Karena kita memerlukan Juru Selamat! Allah mengasihi milik-Nya sendiri dan memberikan sebuah jalan -- satu-satunya Jalan -- untuk memberikan kekekalan bersama Dia. Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menggantikan kita menerima penghukuman dosa-dosa kita. Dia membayar harganya secara penuh dan kita bebas dari penghukuman ketika kita menerima anugerah kasih yang cuma-cuma. Roma 5:8.
Alkitab memberikan kisah yang menakjubkan tentang hadiah yang Allah berikan kepada kita -- Yesus Kristus -- dan kita dapat menggunakannya sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Injil dan menunjukkan kasih. Memberi dan menerima hadiah dapat menjadi bagian penggenapan apa yang Paulus katakan dalam 2 Kor. 8:7-8. Kita dapat menerapkan pelajaran yang sama untuk hidup kita dengan memberi sesuatu kepada orang lain, bukan hanya ketika Natal tetapi sepanjang tahun!