ALLAH BERBICARA LEWAT MIMPI
Bacaan Alkitab: Matius 1:20-25
Ada sesuatu yang sangat istimewa tentang Yusuf! Begitu banyak penekanan diberikan pada Maria
sehingga terkadang saya merasa bahwa Yusuf ditelantarkan.
Bagaimana perasaan Yusuf ketika mengetahui bahwa calon istrinya mengandung, padahal dia belum
berhubungan secara fisik dengan calon istrinya itu? Apa yang dilakukan Yusuf? Alkitab mengatakan
bahwa dia hanyalah seorang manusia, dan tidak ingin mempermalukan Maria di depan umum. Yusuf
bermaksud untuk memutuskan pertunangan mereka secara diam-diam, setidaknya sampai Allah
berbicara kepadanya lewat mimpi (Matius 1:20-25).
Kita membaca bahwa Allah berbicara sebanyak empat kali kepada Yusuf dalam mimpi. Mimpi yang
pertama meyakinkan dia bahwa Maria bukanlah perempuan yang tidak setia, dan bahwa Anak yang
dikandung Maria adalah Anak Allah yang ditaruh di dalam rahimnya secara supernatural. Dalam mimpi
yang kedua, Tuhan memberi tahu Yusuf untuk membawa bayi Yesus ke Mesir untuk melindungi-Nya
(Matius 2:13-15). Selagi berada di Mesir, Yusuf mendapatkan mimpi yang ketiga saat Tuhan memberi
tahu dia untuk kembali ke tanah Israel (Matius 2:19-21). Allah berbicara kepada Yusuf dalam mimpi lain
setelah dia kembali ke Israel. Dalam mimpi yang keempat ini, Tuhan memperingatkan dia untuk pindah
dari Yudea dan pergi ke wilayah Galilea yang lebih aman (Matius 2:22,23). Ini adalah Allah yang
berbicara lewat mimpi. Saat berkhotbah pada hari Pentakosta, Petrus berkata, "... orang-orangmu yang
tua akan mendapat mimpi"(Kisah Para Rasul 2:17).
Saya benar-benar ingin tahu dan mengalami sendiri apakah Allah masih berbicara lewat mimpi. Saya
memutuskan meminta kepada Allah untuk berbicara kepada saya dalam suatu mimpi. Suatu malam,
ketika saya mendapat mimpi, saya melihat seorang anak laki-laki yang saya kenal sedang dicaci maki
dengan sangat buruk oleh seorang guru. Saya merasa sangat tepat untuk membicarakan tentang mimpi
saya ini kepada anak laki-laki dalam mimpi saya, yang sekarang sudah dewasa. Ketika saya menjelaskan
tentang guru itu kepadanya dan tentang caci maki yang saya lihat itu, dia mulai menangis. Dia berbagi
dengan saya tentang betapa buruknya masa-masa itu dan bagaimana dia tidak pernah pulih sepenuhnya
dari caci maki yang diterimanya itu. Itu membuka pintu bagi saya untuk mendoakan dia dan untuk
melihatnya terbebas dari efek spiritual maupun emosional dari masa-masa ketika dia masih duduk di
bangku sekolah.
Secara umum diyakini bahwa Maria dan Yusuf tiba di Betlehem dan secara mendesak memerlukan
akomodasi karena Maria sudah siap untuk melahirkan. Akan tetapi, tampaknya teks Kitab Suci
menunjukkan bahwa Maria dan Yusuf telah tiba di Betlehem untuk beberapa waktu sebelum kelahiran
Yesus (Lukas 2:6). Sangat diragukan apabila Maria dan Yusuf mau berangkat untuk melakukan
perjalanan sulit sejauh 70 mil dari Nazaret di Galilea, ketika hampir tiba waktunya bagi Maria untuk
melahirkan!
Penggunaan kata "penginapan" (Lukas 2:7) pun dipertanyakan. Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai
adalah "kataluma", yang lebih tepat diterjemahkan menjadi "kamar tamu". Kata yang sama
diterjemahkan sebagai "ruang tamu" dalam Lukas 22:11 untuk ruangan atas tempat Perjamuan Terakhir
diadakan. Lukas sebenarnya menggunakan kata Yunani yang sangat berbeda untuk menjelaskan tentang
penginapan dalam cerita Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:35).
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Meskipun kita tidak diberi tahu secara jelas dalam teks Alkitab, mari
mempertimbangkan kemungkinan yang lain. Maria dan Yusuf telah kembali ke kampung halaman Yusuf
di Betlehem. Seluruh keluarga Maria dan Yusuf perlu berada di Betlehem untuk sensus, dan karena
besarnya arus kedatangan anggota keluarga, rumah menjadi ramai dan kamar tamu menjadi penuh.
Karena itu, Maria dan Yusuf pasti tidur di tempat di mana para binatang dimasukkan ke dalam rumah
pada waktu malam, dan itu menjelaskan adanya palungan. Itu adalah hal yang wajar bagi keluarga
Yahudi. Ketika rumah penuh, beberapa orang akan tidur di lantai bawah, tempat para binatang
disimpan.
Kita bisa melihat betapa mudahnya menciptakan gambaran yang salah tentang suatu peristiwa. Namun,
tidak ada yang bisa mengurangi kebenaran yang terpenting, yaitu bahwa Yesus, Putra Allah yang kekal,
dilahirkan supaya kita bisa diselamatkan dari dosa-dosa kita.
Pertanyaan:
1. Manakah aspek terpenting dari keseluruhan cerita Natal? Menurut Anda, mengapa ada begitu banyak
mitos yang terbangun sekitar cerita tersebut?
2. Apakah Anda akan membuang segala sesuatu dari cerita kelahiran Yesus yang mencoba mengalihkan
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Promise: The True Meaning of Christmas
Judul asli artikel : God Speaks Through Dreams
Penulis: Michael Ross-Watson
Penerbit: KJPublishing.com
Halaman: 26 -- 27