Natal Mengingatkan Kita akan Hari Kelahiran Yesus
Pastor Joe yang terhormat: Saya selalu merasa sangat tertekan pada saat Natal. Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan dan saya harus memastikan bahwa saya memberikan hadiah yang tepat untuk setiap orang. Bagaimana saya dapat menyeimbangkan perspektif saya sehingga Natal menjadi pengalaman yang khusyuk, seperti yang seharusnya?
Pada masa raya Natal ini, banyak dari kita yang mungkin mengalami tekanan yang sama. Kita siap untuk menikmati masa raya Natal dan menikmati apa yang telah Allah persiapkan untuk kita, tetapi pada akhirnya, yang kita dapatkan hanyalah sebuah pengalaman yang kering dan hambar. Maksud saya, ini adalah hari raya yang kita rayakan setiap tahun! Natal telah tiba dan kita berlarian seperti orang gila. Untuk memperjelas, saya tidak akan memberi Anda ceramah tentang bagaimana -- Anda telah melewatkan alasan dari masa raya ini!-. Saya rasa kita sudah cukup merasa bersalah atas banyak hal lain sehingga kita tidak memerlukan satu alasan lagi. Mari kita hadapi kenyataan masa raya ini: kita harus pergi berbelanja!
Bagaimana kita berbelanja, berlari, dan menangani kegilaan masa raya ini sambil mempertahankan fokus kita? Itulah pertanyaan besarnya. Namun, sebelum saya menjawabnya, izinkan saya memberikan penafian: Kita akan berbicara tentang uang, dan satu hal yang harus kita ingat adalah perlunya bertanggung jawab secara finansial. Uang kita adalah anugerah dari Allah dan kita harus selalu berhati-hati dalam membelanjakannya. Mengerti? Bagus. Sekarang, mari kita masuk ke inti pembahasan kita tentang Natal.
Adalah kecenderungan alamiah dari kita untuk merasa khawatir jika kita memberikan hadiah Natal secara berlebihan. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa kita perlu membuang seluruh praktik tukar kado, sehingga kita bisa masuk ke -- makna Natal yang sebenarnya-. Namun, saya pikir kita harus mengajukan sebuah pertanyaan penting pada diri kita sendiri: Bagaimana jika pemberian hadiah ADALAH sebagian besar dari makna Natal yang sesungguhnya?
Inilah yang saya maksud:
Natal mengingatkan kita akan hari kelahiran Yesus. Kita merayakan fakta bahwa Allah telah menjadi manusia dan berjalan di antara kita. Allah menjadi salah satu dari kita untuk menyelamatkan kita. Itulah pemberian Allah kepada kita, dan hadiah terbesar yang akan kita terima. Kita merayakan dua kenyataan ini dengan memberikan hadiah kepada satu sama lain. Pertama, kita memberikan hadiah kepada Yesus dengan menggunakan semua yang Dia berikan kepada kita untuk memuliakan Allah. Kedua, kita memberikan hadiah kepada Yesus dengan mengasihi umat-Nya dan merayakan kehadiran Allah di dalam diri mereka. Ketiga, kita memberikan hadiah kepada Yesus dengan memberikan hadiah kepada umat-Nya. Sebagai contoh, ada sweter yang Anda berikan kepada saudara Anda pada Natal lalu (Anda tahu sweter jelek berwarna hijau-merah dengan lampu yang berkedip-kedip). Yesus mengambilnya dan berkata 'terima kasih'.
Apakah Anda mengerti maksud saya? Kita tidak perlu merasa bersalah karena berlarian seperti orang gila, membeli hadiah untuk orang-orang yang kita cintai, karena itu adalah cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada Allah ketika kita melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Jadi, tahun ini, di tengah-tengah kegiatan belanja Anda, persembahkanlah semua itu sebagai doa. Anda akan mendapati Natal menjadi lebih bermanfaat, pemberian hadiah menjadi lebih menyenangkan, dan seluruh musim akan menjadi waktu untuk merayakan kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada-Nya dan umat-Nya. Dengan demikian, Anda mungkin tidak akan membeli sweter jelek lagi.
Selamat menikmati satu hari lagi di hadirat Allah!
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Faith Mag |
Alamat artikel | : | https://faithmag.com/christmas-recalls-day-jesus-birth |
Judul asli artikel | : | Christmas recalls the day of Jesus' birth |
Penulis artikel | : | Father Joseph Krupp |