Renungan Natal 2010 (Lawah Bin Salleh)
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Yes. 7:14)
Dua kutipan Alkitab di atas membicarakan satu tema yang sama, tetapi dipisahkan oleh masa yang sangat lama lebih dari 700 tahun. Kutipan ini membicarakan akan kelahiran seorang anak, seorang anak laki-laki yang akan diberi nama Imanuel.
Dalam kitab Perjanjian Baru – anak yang lahir itu tidak dinamakan Imanuel (Matius 1:21, "engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan meyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka"). Kalau anak itu tidak diberi nama Imanuel apakah sebabnya 700 tahun sebelum kelahiran-Nya, nabi Yesaya mengatakan bahwa anak yang akan lahir ini dinamakan Imanuel?
Imanuel bukan sekedar nama, Imanuel berarti "Allah menyertai kita". Dengan menghubungkan Yesus dengan konsep penyertaan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya, maka penulis Injil Matius membuat satu hubungan yang jelas antara tujuan Yesus lahir ke dunia ini. Dalam teologi Perjanjian Lama, Allah selalu memberikan peringatan kepada umat-Nya, bahwa Dia menyertai mereka. Bila kita menghadapi masalah dan pencobaan dalam hidup dan kita tidak dapat mengatasinya dengan kekuatan sendiri, maka Allah berfirman "Jangan takut Aku selalu menyertai kamu". Rasul Paulus juga mengungkapkan tentang pengalaman hidup dan pelayanannya, yang tertulis dalam Filipi 4:13, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku".
Dalam Matius 28:19-20, sekali lagi konsep ini ditekankan. Satu perintah untuk pergi memberitakan injil sampai ke seluruh dunia, memuridkan, membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tugas yang harus kita laksanakan tidak mudah untuk kita jalankan sendiri, tetapi Yesus berkata "Aku menyertai kamu" sampai pada akhir zaman. Yesus adalah Tuhan dan "Imanuel" dalam hidup dan pelayanan kita.