Tujuh Alasan Mengapa Yesus Lahir
Injil memberitahu kita Yesus mati pada musim semi saat Paskah. Akan tetapi, mengapa Dia harus mati? Untuk memahaminya, kita perlu menyadari mengapa takdir Yesus adalah untuk masuk ke dalam dunia yang kacau dan rusak karena dosa.
Sebuah catatan tentang benda-benda yang digunakan dalam penyaliban Yesus Kristus -- mahkota duri, paku-paku, palu dan pancang.
Para sarjana dan ahli teologia, para pelayan dan para guru telah lama merenungkan makna dari kehidupan dan kematian Sang Guru dari Nazaret. Yesus Kristus lahir dan tinggal di bumi selama tiga puluh tahun lebih sedikit. Akan tetapi, mengapa Dia datang? Sedikit yang menyadari bahwa pada akhirnya, tidak ada pilihan lain -- Yesus harus lahir!
Rencana besar Allah bagi umat manusia meliputi kebutuhan akan seorang Juru Selamat, seorang penebus umat manusia. Berikut ini adalah tujuh alasan, yang mengarah kepada yang terpenting dari semuanya, bahwa Yesus Sang Mesias, Sang Anak Allah, harus lahir.
Kapan Yesus Kristus Lahir?
Sebagian besar dunia merayakan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Kristus. Bukti historis dan alkitabiah menunjukkan tanggal ini tidak akurat.
1. Yesus harus lahir karena dosa umat manusia.
Allah menciptakan Adam dan Hawa dan menempatkan mereka dalam sebuah lingkungan yang indah yang menyediakan semua kebutuhan mereka. Di Taman Eden orang tua pertama kita memiliki makanan yang sangat banyak, binatang-binatang yang jinak, dan seorang Guru yang mengasihi -- Allah sendiri -- yang menemani mereka dan mengajari mereka segala sesuatu yang perlu mereka ketahui.
Jika Adam dan Hawa menaati Allah, mereka bisa menjembatani jurang pemisah antara kematian dan keabadian; mereka memiliki jalan masuk kepada pohon kehidupan.
Mereka memiliki semua keuntungan, jadi apa yang salah? Adam dan Hawa melakukan apa yang semua manusia lain lakukan: Mereka berdosa. Mereka tidak menaati Allah.
Allah memberi kepada orang tua pertama kita kehendak bebas. Dia memberi mereka kemampuan untuk memutuskan apakah mereka akan menaati Dia atau tidak, dan mereka telah gagal. Allah mengizinkan Setan, dalam bentuk seekor ular, untuk berusaha menumbangkan kehendak Allah bagi umat manusia (Kejadian 3:1-4). Iblis menggoda kesombongan Hawa, dengan meyakinkan dia bahwa dia bisa menjadi Allah sendiri, "tahu yang baik dan yang jahat" (ayat 5).
Setan, dalam tipuan yang terang-terangan, memberitahu Hawa bahwa dia tidak perlu bergantung pada Allah untuk hal apa pun. Setan memposisikan diri sebagai pembebas, yang menawarkan Hawa kepuasan instan. Hawa bersedia ditipu dengan godaan atas kesombongan dirinya, sehingga dia makan buah terlarang dan memberikan buah yang sama itu kepada suaminya. Lalu, Adam juga makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu (ayat 6).
Mengapa penipuan/kebohongan Setan terhadap Adam dan Hawa berarti bahwa Kristus harus lahir? Juru Selamat harus lahir karena umat manusia, setelah dosa Adam dan Hawa, akan terhilang selamanya -- terpisah dari Allah -- jika Yesus tidak datang ke bumi dan membiarkan diri-Nya untuk dikorbankan demi menyelamatkan umat manusia dari dosanya, yang dimulai dengan Adam dan Hawa di Taman Eden.
2. Yesus harus lahir karena Allah ingin menyatakan karakter-Nya sendiri kepada umat manusia.
Allah ingin menyatakan karakter-Nya yang benar kepada Adam dan Hawa dan kepada semua umat manusia sehingga mereka bisa menjadi seperti Dia dalam pikiran dan roh.
Allah menciptakan dua orang tua pertama dalam rupa dan gambar-Nya (Kejadian 1:26-27; Kejadian 2:7). Oleh karena itu, Allah menyuruh mereka untuk menggunakan kehendak bebas mereka dengan meminta mereka untuk melihat kepada-Nya sebagai penyingkap yang baik dan yang jahat. Allah memberi Adam dan Hawa kesempatan untuk menerima hikmat ilahi-Nya.
Tragisnya, Adam dan Hawa mengikuti bapa pendusta, Setan, dan keduanya makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Pilihan yang salah ini, pemberontakan melawan Pencipta mereka ini, merusak relasi mereka yang dekat dengan Dia. Allah mengusir mereka keluar dari Taman Eden, menghalangi jalan masuk mereka kepada pohon kehidupan, yang merupakan lambang dari Roh Kudus Allah (Kejadian 3:22-23).
Mengapa keinginan Allah untuk menyatakan karakter-Nya kepada umat manusia berarti Yesus harus lahir? Yesus harus lahir karena Adam dan Hawa gagal untuk melaksanakan mandat untuk memuliakan Dia dalam hidup mereka. Itu menjadi tugas Anak Allah, ribuan tahun kemudian, untuk sepenuhnya menggenapi penyataan ilahi karakter Allah dan tujuan bagi manusia.
3. Yesus harus lahir untuk menghapuskan dosa umat manusia melalui kurban yang sempurna.
Nuh dan para kepala keluarga -- Abraham, Ishak, dan Yakub -- memberikan kurban kepada Allah. Allah meminta Abraham, bapa orang beriman, untuk mengorbankan anaknya Ishak sebagai ujian atas iman dan ketaatan. Meskipun Allah mengintervensi menghentikan Abraham yang benar-benar akan melakukannya, kerelaan Abraham untuk memberikan anaknya menjadi bayang-bayang peran Allah Bapa, yang "begitu mengasihi dunia, sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal" sebagai kurban untuk dosa-dosa kita (Yohanes 3:16). Ishak, yang tidak menolak ketika dipersembahkan, adalah sebuah pratanda mengenai Yesus, yang dengan rela dan taat mencurahkan darah-Nya untuk dosa dunia.
Ratusan tahun sebelum kelahiran Yesus, Allah menyatakan melalui hamba-Nya yang setia, Musa, sebuah sistem religius yang memasukkan kurban dan persembahan binatang. "... mereka harus membuat suatu tempat kudus bagi-Ku supaya Aku dapat bersemayam di tengah-tengah mereka. Berdasarkan segala hal yang akan Aku tunjukkan kepadamu, begitulah kamu harus membuatnya, yaitu sesuai dengan pola Tenda Suci..." (Keluaran 25:8-9).
Allah memerintahkan umat-Nya pada masa ini untuk membangun tenda suci di padang belantara, tenda yang merupakan sebuah pratanda dari Bait Suci. Allah memenuhi tenda suci dengan kemuliaan-Nya (Keluaran 40:34-35). Roh Allah di tenda di bumi ini nantinya menunjuk kepada tempat kediaman Roh Kudus dalam pikiran dan hati orang-orang Kristen.
Mengapa kebutuhan akan sebuah kurban yang sempurna berarti bahwa Yesus harus lahir? Karena kurban-kurban fisik yang sebelumnya tidak sempurna. Mereka tidak bisa menghapus hukuman atas dosa (Ibrani 10:4).
Allah memberi perintah kepada bangsa Israel mengenai perlunya kurban, tetapi mereka memiliki akses hanya kepada pratanda secara fisik dari kurban yang tertinggi, yang nantinya akan datang dalam rupa Kristus sendiri. Allah menyuruh umat-Nya untuk turut serta dalam ritual kurban binatang secara fisik bukan karena hal-hal itu cukup untuk menghapus dosa umat, tetapi karena pelajaran-pelajaran yang mereka dapatkan -- bahwa kurban diperlukan karena dosa umat manusia.
Yesus harus lahir karena tanpa kurban yang sejati, umat manusia dihukum. Semua akan mati, tanpa harapan melewati kuburan.
4. Yesus harus lahir agar umat manusia memiliki seorang Perantara.
Yesus adalah Perantara Perjanjian yang Baru. Di bawah Perjanjian yang Baru, Allah menggantikan kurban keimaman suku Lewi dengan kurban tertinggi, yaitu Yesus sendiri. "Namun, sekarang, Yesus menerima tugas pelayanan yang jauh lebih mulia karena perjanjian baru yang diperantarai oleh-Nya itu juga jauh lebih tinggi dan ditetapkan berdasarkan pada janji-janji yang lebih baik." (Ibrani 8:6).
Akan tetapi, apa itu istilah Perjanjian yang Baru? Allah menjelaskan bahwa "inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan kaum Israel setelah masa itu,' kata Tuhan:
'Aku akan menaruh hukum-hukum-Ku dalam pikiran mereka, dan Aku akan menuliskannya pada hati mereka. Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. (Ibrani 8:10, yang mengutip Yeremia 31:33).
Hukum yang tertulis dalam hati orang percaya menurut istilah Perjanjian yang Baru adalah hukum Allah yang secara rohani kekal. Paulus menulis bahwa hukum ini, dirangkum dengan Sepuluh Perintah Alllah, adalah "kudus, dan perintah itu kudus, benar, dan baik … Sebab, kita tahu bahwa Hukum Taurat bersifat rohani …" (Roma 7:12-14). Hukum ini berlaku sebagai dasar untuk persetujuan perjanjian. Mazmur 19:7 memberi tahu kita bahwa "hukum Tuhan itu sempurna, memulihkan jiwa."
Pemahaman bahwa Yesus adalah perantara antara Allah dan umat manusia menjadikan lebih mudah bagi kita untuk memahami bahwa pelayanan Kristus merupakan sebuah pelaksanaan yang lebih tinggi terhadap keimaman suku Lewi.
Pemahaman ini membuat orang percaya menyucikan hati nuraninya dari perbuatan yang sia-sia supaya dapat melayani Allah yang hidup (Ibrani 9:14). Dengan penerimaan istilah Perjanjian yang Baru, orang percaya dikaruniai dengan kuasa Roh Kudus sehingga Allah bisa menuliskan hukum-Nya pada hati dan pikiran orang percaya (Ibrani 8:8).
Mengapa kebutuhan akan seorang perantara berarti Yesus harus lahir? Ini adalah karena keimaman, yang dijabat oleh suku Lewi, sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama, tidaklah sempurna. Itu hanya sebuah pratanda. Yesus harus lahir karena keselamatan umat manusia menuntut sesuatu yang lebih baik.
5. Yesus harus lahir untuk menyediakan Benih Abraham yang dijanjikan.
Allah berjanji kepada Abraham bahwa melalui "benih"nya (Abraham) atau keturunannya, semua bangsa di bumi akan diberkati (Kejadian 22:18; Galatia 3:14-16).
Melalui iman kepada Allah dan nama-Nya, orang-orang dari segala bangsa memiliki akses kepada belas kasih, pengampunan, dan pendamaian dengan Allah Bapa. Allah tidak menunjukkan keberpihakan (Kis. 10:34). Sesungguhnya, rencana penebusan-Nya meliputi semua orang dari semua ras, semua bangsa, dan kelompok etnik. "Tidak ada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan karena kamu semua satu dalam Yesus Kristus. Jika kamu adalah milik Kristus, kamu adalah keturunan-keturunan Abraham dan ahli-ahli waris sesuai dengan perjanjian." (Galatia 3:28-29).
Kata kunci di sini adalah pewaris. Melalui Kristus, orang-orang percaya menjadi anak-anak Allah (Roma 8:14). "Dan jika kita adalah anak, kita juga adalah pewaris - pewaris Allah, dan sesama pewaris dengan Kristus …" (Roma 8:17).
Menurut Perjanjian Lama, Allah memilih bangsa secara fisik, Israel, untuk menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain (Ulangan 4:5-8). Israel, yang tidak setia dan bergantung pada kelemahan umat manusia, gagal. Akan tetapi, bangsa Israel adalah pratanda dari Israel rohani yang bertobat, yang meliputi orang-orang percaya dari semua suku dan bangsa (Galatia 3:27-29; Galatia 6:15-16; Roma 2:28-29).
Yesus harus lahir untuk menyediakan penggenapan Benih Israel rohani yang dijanjikan. Yesus, yang cukup tepat, adalah keturunan Abraham secara fisik, harfiah. Dia adalah Benih Abraham, melalui Dia semua bangsa di dunia akan diberkati.
6. Yesus harus lahir agar Allah memberikan Roh-Nya kepada semua manusia.
Bukan hanya Yesus harus lahir, tetapi Dia harus membayar hukuman untuk dosa-dosa kita melalui kematian-Nya sendiri, lalu dibangkitkan untuk naik kepada Bapa sebagai Imam Besar kita. Hanya setelah itu umat manusia akan bisa menerima dan mendapat keuntungan dari pemberian yang luar biasa, yaitu Roh Kudus Allah.
"Yesus inilah yang Allah bangkitkan dan kami semua adalah saksi tentang hal itu. Oleh karena itu, setelah ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima janji dari Bapa tentang Roh Kudus, Ia telah mencurahkan, baik apa yang kamu lihat maupun dengar." (Kis. 2:32-33).
Pada Hari Pentakosta, hanya beberapa minggu setelah Yesus mati dan dibangkitkan, Allah mencurahkan Roh-Nya pada beberapa pengikut Yesus yang berkumpul. Petrus, yang ada di antara perkumpulan itu, merangkum apa yang harus kita lakukan untuk menerima Roh Allah. Dia dengan penuh kuasa memproklamasikan, "Bertobatlah dan baptiskanlah dirimu masing-masing dalam nama Kristus Yesus untuk pengampunan dosa-dosamu, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus." (Kis. 2:38).
Mengapa kelahiran fisik Yesus sangat penting bagi pengikut-Nya untuk menerima Roh Kudus? Sebab, tidak seorang pun yang layak untuk menerima Roh Kudus, dan kita harus diperanakkan oleh Allah melalui Roh-Nya untuk menerima kehidupan kekal.
Kematian Yesus -- kurban-Nya yang tertinggi -- membuat pengampunan dosa menjadi mungkin, yang kemudian memampukan kita untuk menantikan hidup dan memerintah bersama dengan Kristus dalam Kerajaan Allah. Tanpa kelahiran Yesus, tidak ada satu pun dari hal ini yang mungkin terjadi.
Melalui Kristus, Allah telah memulihkan apa yang telah hilang di Taman Eden: akses pada relasi yang benar dengan Allah dan akses pada pohon kehidupan. Melalui kurban Kristus, Allah telah membuat relasi yang benar dengan umat manusia ini menjadi mungkin. "Seperti Firman Allah, 'Aku akan tinggal di dalam mereka dan berjalan di antara mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku." (2 Korintus 6:16).
Allah telah membuatnya menjadi mungkin bagi semua manusia -- setiap orang -- untuk datang secara sukarela ke dalam relasi yang intim dengan Dia. Hal ini tidak akan mungkin, dalam rencana Allah yang besar, tanpa kelahiran yang diikuti dengan pengorbanan Anak-Nya, Yesus Kristus.
7. Yesus harus lahir agar Allah menebus umat manusia.
Keselamatan umat manusia bergantung pada kedatangan Yesus ke bumi dan menjalankan hidup yang sempurna, kemudian mati sebagai kurban yang sempurna untuk dosa-dosa seluruh dunia -- untuk setiap ketidaktaatan, oleh semua laki-laki dan perempuan yang pernah hidup, terhadap hukum Allah yang benar.
Semua ini adalah cara lain untuk mengatakan bahwa Yesus harus lahir karena Dia adalah Penebus kita. Allah dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas telah menetapkan sebelumnya rencana penebusan-Nya bagi umat manusia yang berdosa melalui Kristus (1 Petrus 1:20). Yesus dinyatakan sebagai "Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan" untuk menebus umat manusia (Wahyu 13:8).
Namun, mengapa dosa membutuhkan seorang penebus? Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa "upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Roma 6:23), dan "semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Oleh karena itu, semua pantas mendapat hukuman kematian karena dosa. Orang-orang berbicara mengenai "hak" manusia, tetapi satu-satunya hak yang sesungguhnya pantas dimiliki semua orang adalah hak atas kematian kekal.
Akan tetapi, Allah telah memungkinkan orang-orang berdosa untuk ditebus, atau dibeli kembali, dari hukuman kematian oleh seorang penebus. Roma 5 menyebut Yesus "Adam kedua," sebagai kontras dari yang pertama, manusia pertama. Adam pertama mendatangkan dosa ke dalam dunia (Roma 5:12). Adam kedua -- Yesus Kristus -- mendatangkan penebusan, pendamaian dan pengharapan akan hidup yang kekal (Roma 5:6-10).
Karena upah dosa adalah maut, maka penebusan membutuhkan pengorbanan kematian Penebus.
Allah menjanjikan seorang penebus
Allah menjanjikan seorang penebus kepada Adam dan Hawa bahkan sebelum Dia mengusir mereka keluar dari Taman Eden. Setelah Pencipta berurusan dengan orang tua pertama kita karena dosa mereka, Dia berkata kepada Setan, yang berwujud ular. Dia memberitahunya, "… Aku akan mengadakan permusuhan antara kamu dengan perempuan ini, dan di antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan kamu akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15).
Apa arti dari nubuat ini, dan apa hubungannya dengan penebusan umat manusia?
Sebagaimana yang ditulis Walter Kaiser Jr. dalam bukunya "The Messiah in the Old Testament" : "Kejadian 3:15 secara umum disebut protoevangelium ('Injil pertama') karena itu merupakan proklamasi pertama tentang janji rencana Allah bagi seluruh dunia … 'Benih/keturunan' yang disebutkan di ayat ini menjadi akar tempat pohon PL (Perjanjian Lama) janji akan seorang Mesias tumbuh. Hal ini, kemudian, adalah "induk/ibu nubuat" yang melahirkan semua sisa janji-janji (mesianik)" (1995, hal. 38).
Dalam nubuat yang besar ini, "perempuan" bisa menunjuk kepada Hawa, ibu dari semua yang hidup, yang ada di taman. "Perempuan" dalan nubuat bisa juga melambangkan Israel -- bangsa secara fisik atau Israel rohani, Gereja Allah (Wahyu 12:1; Wahyu 12:6; Wahyu 12:13; bandingkan Kejadian 37:9-10).
Dalam nubuat yang khusus ini, kemudian, kita seharusnya memerhatikan bahwa melalui perempuan Hawa, ibu dari semua yang hidup, akan datang "perempuan" Israel. Wahyu 12 menggambarkan seorang anak yang dilahirkan dari perempuan Israel. Bangsa itu melahirkan anak ini melalui seorang perempuan sungguhan. Oleh sebab itu, di sini kita juga memiliki sebuah gambaran tentang Maria, ibu Yesus: " … Seorang perempuan … sedang hamil … dalam penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan … Dan Naga itu (Setan) berdiri di depan perempuan yang hendak melahirkan itu supaya ketika perempuan itu telah melahirkan, ia bisa menelan Anaknya." (Wahyu 12:1-4).
Dengan dasar pemikiran ini, kita bisa melihat nubuat dengan lebih jelas. Benih dari perempuan (Kristus) meremukkan kepala Setan yang pada akhirnya meniadakan pengaruhnya (Roma 16:20). Akan tetapi, untuk sementara ini, iblis berperang melawan Yesus.
Setan berusaha untuk "menelan" anak perempuan itu dengan memengaruhi Herodes agar membunuh semua anak laki-laki berusia dua tahun ke bawah di Betlehem, dan Setan pada akhirnya menghasut penyaliban Yesus.
Bagaimanapun, rencana setan berbalik seperti bumerang, karena kematian Anak Allah menyediakan umat manusia seorang penebus.
Sejarah penebusan
Penebusan adalah sebuah tema yang menonjol di sepanjang Alkitab. Allah, dalam kasih dan rahmat-Nya, adalah panjang-sabar, tidak ingin seorang pun binasa selamanya (2 Petrus 3:9). Dia ingin agar semua orang diselamatkan dan mengenal kebenaran-Nya (1 Timotius 2:4).
Karena dosa mengakibatkan kematian -- kematian fisik dan kekal -- dan penebus yang dijanjikan belum lahir, Allah pada zaman dahulu menyatakan kepada Musa sebuah sistem religius berdasarkan pada kurban dan persembahan binatang.
Israel masuk ke dalam hadirat Allah dengan kurban keimaman suku Lewi yang dipersembahkan di tenda suci, dan pada kemudian hari di Bait suci. Akan tetapi, kurban-kurban ini tidak pernah bisa menyediakan penebusan bagi dosa untuk memampukan para penyembah menerima pengampunan dan Roh Kudus (Ibrani 10:1-4). Itu hanya bisa memberikan upacara penyucian sementara yang mewakili penyucian yang sesungguhnya melalui kurban Kristus yang akan datang.
Tanpa hati dan pikiran untuk ketaatan yang sungguh, seluruh Israel melanggar janjinya untuk menaati Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya. Malahan, bangsa Israel berangsur-angsur lebih menganggap penting hukum kurban dan tradisi lisan mereka. Ketaatan dari hati menjadi semakin kurang penting daripada kurban fisik dan ritual.
Pada masa kehidupan Yesus di bumi, orang-orang Israel lebih menekankan tradisi lisan mereka daripada hukum Allah. Yesus bertanya kepada orang-orang Farisi, "Mengapa kamu juga melanggar perintah Allah demi tradisimu? … Dan sia-sia mereka menyembah-Ku dengan mengajarkan perintah-perintah manusia." (Matius 15:3-9).
Allah memberikan kepada bangsa Israel kuno, hukum rohani-Nya yang agung dan kekal. Akan tetapi, pada saat yang sama Dia memberi mereka sebuah sistem secara fisik yang bersifat sementara untuk menyembah Dia. Hukum rohani menyatakan kepada umat, fondasi untuk mengatur urusan mereka dengan Allah dan sesama mereka (Matius 22:35-40). Sistem secara fisik dari ritual sebagian besar berfungsi untuk mengingatkan mereka akan natur berdosa mereka dan perlunya untuk disucikan dan agar dalam keadaan tanpa noda atau cela ketika mereka masuk ke dalam hadirat Allah.
Akan tetapi, dimensi secara fisik ini adalah sementara, sampai Penebus yang dijanjikan datang dan membayar harga tertinggi untuk dosa (Ibrani 9:9-12).
Yesus Sang Mesias adalah Penebus yang dijanjkan. Dia harus lahir agar umat manusia ditebus dari dosa.
Seperti yang kita perhatikan sebelumnya, Petrus merangkum apa yang harus kita lakukan agar ditebus: "Bertobatlah dan baptiskanlah dirimu masing-masing dalam nama Kristus Yesus untuk pengampunan dosa-dosamu, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kisah Para Rasul 2:38). Melalui darah Kristus Allah mengampuni dosa-dosa kita, dan oleh Kristus kita menerima janji warisan kekal (Ibrani 9:12-15).
Melalui Kristus, Allah telah memulihkan apa yang hilang di Taman Eden -- akses pada pohon kehidupan. Terlebih lagi, orang-orang yang bertobat menjadi bait Allah yang hidup.
"Seperti firman Allah, 'Aku akan tinggal di dalam mereka dan berjalan di antara mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku" (2 Korintus 6:16). Ya, Allah telah menjadikan mungkin bagi semua orang untuk masuk ke dalam relasi yang intim dengan Dia -- yang merupakan sebab mengapa Yesus harus lahir.
Donald Ward
United Church of God Pastor and Chairman of the Council of Elders
Dr. Donald Ward menjabat sebagai ketua Council of Elders. Dia menggembalakan gereja-gereja di Texas dan Louisiana, dan mengajar di Ambassador Bible College di Cincinnati, Ohio. Dia memiliki gelar BS; BA dalam teologi; gelar MS; gelar dokter dalam Pendidikan di East Texas State University; dan telah menyelesaikan 18 jam mata kuliah teologi tingkat sarjana di SMU. (t/Jing-Jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Beyond Today |
Alamat situs | : | https://www.ucg.org/good-news/seven-reasons-why-jesus-was-born |
Judul asli artikel | : | Seven Reasons Why Jesus was Born |
Penulis | : | Donald Ward |
Tanggal akses | : | 10 Juni 2019 |