Bahan Terbaru

Mari Datang Kepada-Nya

Sarlen Julfree Manurung

Satu hari di bulan Desember
Dentang lonceng Gereja riuh bersahutan
Memanggil, mengundang anak-anak Tuhan untuk datang
“Mari masuk, mari semuanya masuk…”
Pintu Rumah Tuhan telah terbuka

Terbuka untukku, untuk kamu, untuk mereka, untuk kita semua,
Sehingga kita bisa larung dalam sukacita,
Bersama-sama merayakan, lahirnya bayi Yesus di Bethlehem
Raja di atas segala raja, Tuhan, Juru Selamat manusia

Abadi

Oleh: MLPS

kutahu dia indah
senyumannya hangat
bicaranya lembut
hanya dia yang mengerti

berkali kali ku menolak
bibir terbuka
terucap kata dunia
aku belum siap

terang pohon natal
tak bisa sembuhkan hati luka
terbungkus mimpi yang terhempas
semuanya sirna

jarum jam berdetak
bintang itupun terbit
seorang bayi lahir
lahir untuk mati

meninggalkan dunia ini hidup kembali
membawa harapan baru
kepala lunglai mata memerah
dia lahir bagiku

kebodohan tertunduk malu
ditatap bayi yang tak bersalah
tak seorang pun pernah hidup
disalahmengerti seperti dia

dalam dekapan anugerah
aku terkapar
tak seorangpun tahu
dia akhirnya memelukku

diriku lenyap di udara
berlutut di bawah terang
dalam gelapku
suara yang kecil memanggilku

aku lahir bagimu ...
aku datang untukmu ...
aku mati bagimu ...
aku hidup untukmu ...

berkali kali ku menolak
bibir merekah
terucap kata surgawi
aku milik-Mu

Risau Hati Anak

Papa,
Mengapa kita bikin kandang?
Mengapa kita buatkan palungan?
Mengapa kita hadirkan domba?

Mengapa tidak memasang pohon terang di rumah kita?
Mengapa tidak kita pakaikan kapas bak salju?
Mengapa Papa tidak berpakaian bak Sinterklas?

Sang Bayi

Sang bayi telah lahir
tanpa tempat tidur mulus
kecuali palungan kudus
siapa membawa apakah
emas, mur, dan kemenyan
kecuali tiga majus dari timur
bagi kelahiranNya yang teduh
lalu apa kita persembahkan
bagi hari penuh makna ini?

Natal kita sejatinya bagi semua
yang rela terbuka membuka jiwa
segala luka menjadi tanda-tanda
anugerahNya – tak ada kata
mampu merumuskannya

Dari: Puisi Natal

Kelahiran Kristus

Dr. W. A. Criswell

Lukas 2:1-7

Judul khotbah kita hari ini adalah Kelahiran Kristus: Merupakan sebuah sukacita dan keistimewaan bagi kami untuk menjadi suatu bagian di dalam Perayaan Kelahiran Kristus ini, yang diadakan setiap malam yaitu: pada malam ini, kemudian Selasa, Rabu, Kamis hingga Jumat. Dan mereka memberitahukan saya bahwa pertunjukan boneka merupakan hal yang paling mengesankan dari semua bagian yang kita lakukan. Mereka memulai dari pukul 6.30—Saya akan berada di sini untuk pertama kalinya; dan saya akan berusaha untuk tetap hadir—kemudian pada pukul tujuh paduan suara ini mengagungkan Tuhan di dalam nyanyian Pohon natal kita.

Ada sebuah teks yang terdapat di dalam Injil Lukas pasal yang kedua: sebuah kalimat yang sederhana di ayat tujuh: “Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin’—tidak memiliki kekayaan yang cukup, tanpa memiliki uangan yang cukup untuk membeli sebuah pakai yang kecil; hanya kain lampin yang digunakan untuk membungkus Bayi itu—membukusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan. Saya tidak dapat membayangkan gambaran yang paling menyedihkan tentang kemiskinan dari pada hal yang seperti itu: lahir dalam sebuah kAndang, dibaringkan dalam sebuah palungan dan dibungkus dengan kain lampin; Anak Allah; Juruselamat dunia.

Di dalam musik, di dalam khotbah, di dalam pertunjukan, Natal berseru kepada seluruh dunia. Di dalam seluruh lirteratur, dan di dalam semua sejarah, tidak ada hal yang dapat menandingi keabadian dan kepentingan yang luas, dan motivasi serta perayaan yang kita lakukan setiap tahun dalam musim seperti ini.

Sebuah Hadiah Untuk Kristus

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:11

Anda sedang mendengarkan siaran ibadah dari Gereja First Baptist Dallas, Texas. Dan ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi, sebuah khotbah Natal dari Injil Pertama pasal kedua.

Matius pasal dua:

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."

Hadiah dari Orang-Orang Kristen

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:11

Saya telah mendapat sebuah kesempatan istimewa untuk mengambil sebuah bagian dalam salah satu ibadah yang dilakukan dari salah satu keluarga. Saya merasa sangat diberkati dan para pelayan saya yang lain yang juga mendapat kesempatan yang sama dalam ibadah yang serupa di tempat lain, memberitahukan kepada saya bahwa mereka telah berada dalam sebuah ibadah terbaik yang pernah mereka lihat atau yang mereka rasakan.

Jadi, tahun depan, ketika kita akan memulai musim natal kita, kita akan memulainya dengan sebuah ibadah malam. Kita akan memiliki waktu dua minggu sebelum Natal untuk berdoa, dengan berkumpul di rtumah-rumah sepanjang kota ini. Sebuah cara yang luar biasa dan sangat indah untuk memulai musim Natal.

Saya telah bertanya kepada mereka, “Apa yang kalian pikirkan tentang hal itu?” Dan para pemimpin WMU dari gereja kita berkata, “Ketika anda kembali dan memulai program musim gugur kita, khotbah anda yang pertama akan berjudul, DAN BAGI GEREJA YANG ADALAH RUMAHMU. Dan anda mintalah jemaat untuk berkumpul dalam ibadah doa, di dalam jam ibadah kita, di rumah-rumah, dan itulah yang akan kita lakukan tahun ini.”

Seandainya Saya Berada di Betlehem

Dr. W. A. Criswell

Matius 2:1-7

Kami mengucapkan selamat datang bagi ribuan orang dari anda semua yang sedang bergabung dengan kami pada jam ibadah ini, yang sedang mendengarkannya melalui siaran radio maupun yang sedang menyaksikannya melalui siaran televisi. Ini adalah Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Seandainya Saya Telah Berada Di Betlehem.

Kita akan membuka Alkitab kita dari Injil yang Pertama yaitu, Injil Matius pasal dua—Matius pasal 2:

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Seandainya saya berada di Betlehem pada masa itu, maka saya akan sangat takjub, dipenuhi oleh rasa kagum dan rasa heran terhadap hal-hal yang saya lihat dan yang saya dengar. Salah satu hal yang akan membuat saya heran adalah tentang ahli Taurat ini, para pemimpin ini serta para pengajar dari kehidupan rohani di dalam komunitas Israel. Seluruh dunia telah mengharapkan: Seorang anak yang akan lahir, menjadi raja dunia, untuk membawa damai dan pengharapan terhadap bencana perang yang dikhawatirkan oleh umat manusia.

Virgil, yang meninggal sekitar 22 atau 23 tahun sebelum Kristus lahir, di dalam “Fourth Eclogue” yang dia tulis—sebuah eclogue adalah puisi pengembalaan—di dalam “Fourth Eclogue,” Virgil menulis tentang harapan yang universal itu. Inilah “Fourth Eclogue” yang dia tulis itu:

Pages