Bahan Terbaru

Tradisi Perayaan Natal di Australia

Tidak seperti suasana Natal yang seringkali digambarkan jatuh pada musim dingin, Natal di Australia justru jatuh pada musim panas. Karena itu, banyak aktivitas bernuansa Natal yang mereka lakukan di kolam renang, pantai, atau pusat perbelanjaan. Permainan kriket yang dimulai sehari sesudah Natal dan perlombaan perahu dayung (yacht) dari Sydney ke Hobart di Pelabuhan Sydney adalah dua acara olah raga penting yang diadakan tiap Natal. Namun, seperti layaknya tradisi Natal di berbagai negara lain, keluarga Kristen di Australia biasanya juga meluangkan waktu untuk berkumpul dan makan bersama di malam Natal.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Korea

Anak-anak di Korea mempunyai tradisi sendiri dalam merayakan Natal, yaitu dengan saling memberi kartu Natal. Tidak peduli berapa banyak teman sekolah atau teman bermain, mereka akan mengirim dan membalas semua kartu yang mereka terima, meski dengan demikian anak-anak di Korea harus melewatkan jam tidur malamnya hanya untuk membalas kartu-kartu Natal tersebut. Uniknya, setiap kartu memiliki isi yang berbeda. Ini menunjukkan bagaimana mereka mengekspresikan perasaan mereka pada setiap orang yang mereka kenal.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Filipina

Orang Filipina sangat menyukai Natal, lagu-lagu Natal sudah mengudara di berbagai stasiun radio bahkan sejak September. Pada 16 -- 24 Desember pagi diadakan misa khusus yang disebut "Misa de Gallo", dan seusai misa biasanya disediakan berbagai sajian makanan khas daerah yang terbuat dari beras. Pada malam Natal, seusai mengikuti misa tengah malam, para keluarga Filipina berkumpul untuk menikmati makan malam bersama. Menunya pun cukup mengundang selera, yaitu babi panggang utuh, daging asap, aneka keju serta masakan lainnya. Ini adalah saat ketika keluarga berkumpul untuk memohon kesehatan dan keselamatan bagi setiap orang. Lalu, hadiah Natal pun dibuka dengan gembira.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Perancis

Pada malam Natal, anak-anak Perancis biasa meletakkan sepatu mereka di depan perapian sambil berharap Santa Claus (Pere Noel) akan memenuhi sepatu mereka dengan berbagai hadiah. Jamuan tengah malam di malam Natal adalah daging yang disebut "le reveillon". Reveillon berarti bangun, atau panggilan untuk hari pertama. Jadi reveillon adalah simbol kebangkitan spiritual dari arti kelahiran Yesus. Daging tersebut bisa terdiri dari tiram, sosis, arak, ham bakar, unggas panggang, salad, buah-buahan dan kue tart. Di Perancis Selatan ada satu tradisi yang unik. Pie/kue daging Natal (pain calendeau) dipotong secara bersilang dan dimakan hanya setelah bagian yang pertama diberikan kepada orang yang miskin.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Jerman

Pohon Natal merupakan hal yang mutlak ada di rumah keluarga Kristen di Jerman. Menjelang malam Natal para orangtua akan mempersiapkan dan menghiasi pohon Natal dengan apel, permen, kacang, kue, mobil-mobilan, kereta api mainan, malaikat, emas- emasan, apa yang merupakan kesenangan seluruh keluarga, dan lilin. Hadiah-hadiah ditempatkan di bawah pohon Natal. Ketika semua sudah siap, bel dibunyikan sebagai tanda bagi anak-anak untuk memasuki "Ruangan Natal." Anak-anak menyanyikan pujian, mendengarkan cerita Natal, dan membuka hadiah mereka yang terdapat di bawah pohon Natal.

Sumber: Situs Natal UK Petra (http://www.petra.ac.id)

Tradisi Perayaan Natal di Austria

Liburan dimulai 6 Desember ketika anak-anak berkumpul untuk menunggu kedatangan St. Nicholas (Santa Claus) beserta asistennya yang bernama Krampus (atau Piet Hitam). Pada malam Natal, ikan merupakan menu utama makan malam keluarga. Kemudian, dilanjutkan dengan acara pembagian hadiah ketika seluruh anggota keluarga mengitari pohon Natal yang telah dihiasi dengan lampu dan manisan buah plum.

Sumber: Buletin CERIA GKKK Malang, edisi 03/XII/98

Tradisi Perayaan Natal di Meksiko

Orang Meksiko merayakan Natal dengan menggelar festival selama 9 hari. Setiap malam tampil atraksi dari berbagai keluarga yang berbeda dengan dipimpin oleh anak kecil yang membawa patung Yesus, Maria dan Yusuf yang terbuat dari tanah liat. Mereka berjalan ke rumah-rumah yang sedang melangsungkan pusada (baca: pesta) dan menyanyikan lagu-lagu Natal. Sementara itu beberapa orang dari mereka berusaha memecahkan boneka yang terbuat dari tanah liat yang tergantung di langit-langit rumah, sehingga seluruh peserta akan dihujani dengan berbagai permen dan hadiah dari dalam boneka buatan tersebut.

Sumber: Buletin CERIA GKKK Malang, edisi 03/XII/98

Tradisi Perayaan Natal di Spanyol

Di Spanyol, saat merayakan Natal, biasanya Nacimiento (kata "palungan" dalam bahasa Spanyol) diletakkan di tengah ruangan. Selanjutnya pada hari Natal seluruh anggota keluarga berlutut mengelilingi palungan tersebut sambil berdoa dan menyanyikan lagu-lagu Natal. Kebiasaan yang dilakukan anak-anak adalah meletakkan sepatu-sepatu mereka di jendela yang diisi dengan berbagai permen dan mainan.

Sumber: Buletin CERIA GKKK Malang, edisi 03/XII/98

Asal Usul Kata Natal

Kata Portugis Natal ini berasal dari bahasa Latin "Natalis", lengkapnya "Dies Natalis", yang berarti Hari Lahir. Masyarakat pra-Kristiani dalam kekaisaran Romawi zaman dahulu menggunakan istilah ini untuk memperingati kelahiran dewa Surya, lengkapnya "dies natalis solis invicti", yang berarti "hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan". Pengertian ini dihubungkan pula dengan penyembahan kaisar sebagai Dewa Matahari. Kaisar (abad ke-3) menetapkan perayaannya pada 25 Desember, demi kehormatannya sendiri sebagai 'tuhan'. Hari ini kemudian 'dikristenisasi' sebagai "dies natalis" Yesus Kristus sebagai Matahari Kebenaran, Terang Dunia yang sebenarnya, Raja Alam Semesta, Tuhan yang sanggup turun dari takhta-Nya.

Sumber: _____. 1999. "Almanak Kristen Indonesia." Jakarta: Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia.

Pages