Bahan Terbaru

SUHU

Elizabeth yang sedang mengunjungi orang tuanya untuk merayakan hari Natal bersama sedang diinterogasi sang mama mengenai caranya memandikan bayi.

Mama: Elizabeth, jika kau memandikan bayimu, apakah kau menggunakan termometer untuk mengukur suhu airnya seperti yang pernah aku katakan padamu?

Elizabeth: Tidak, Ma, aku bisa kok mengetahui suhu airnya tanpa menggunakan termometer. Kalau airnya terlalu panas, kulit bayiku akan berubah menjadi merah, kalau airnya terlalu dingin, kulitnya akan berubah menjadi biru.

"Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu." (Amsal 6:20)

Sumber: The Big Book of Jokes & Riddles, p.375

Siapa Berani??

Setelah pertunjukan sirkus untuk memeriahkan acara Natal di sebuah desa terpencil, pemilik sirkus memarahi seorang penjaga binatang.

Pemilik sirkus: Kenapa kau tidak pernah menutup pintu kandang singa waktu malam?

Penjaga: Tenang saja, Pak. Siapa sih yang berani mencuri singa?

"Apakah orang yang mempunyai hikmat menjawab dengan pengetahuan kosong, dan mengisi pikirannya dengan angin?" (Ayub 15:2)

Gigi Baru

Aldo : Kek, Apa yang Kakek persiapkan untuk Natal kali ini, Kek?

Kakek: Gigi palsu yang baru, Cu!

Aldo : Lho?

Kakek: Iya, supaya Kakek bisa makan daging sepuasnya!

"Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;" (Markus 1:2)

PAPA PELIT

Seorang suami yang pelit bercakap-cakap dengan istrinya sehari sebelum hari Natal tiba.

Istri: Pa, Mama minta uang. Mama harus belanja untuk persiapan Natal. Kita butuh pohon Natal, kalkun, dan beberapa hadiah untuk anak kita.

Suami: Ma, Mama tahu ngga hal yang penting yang seharusnya kita persiapkan untuk Natal?

Istri: Apa, Pa?

Suami: Tubuh, roh, dan jiwa kita.

Istri: Idih, Papa itu emang pelit, sih!

"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri," (2 Timotius 3:2)

Sumber: Redaksi

HIASAN NATAL

Guru sekolah minggu sibuk mengurus keperluan untuk persiapan ibadah Natal di pos masing-masing. Setiap anak wajib membawa hiasan Natal untuk mendukung acara. Ada beberapa anak yang membawa kertas emas, ada beberapa lainnya yang membawa pita, kaus kaki merah putih, lilin warna-warni, dan hiasan-hiasan Natal lainnya.

Tiba-tiba seorang anak yang terkenal nakal di pos tersebut masuk dan tidak membawa hiasan apa-apa. Sang guru lalu bertanya, "Jo, apakah kamu tidak membawa hiasan Natal seperti teman-temanmu yang lain?"

"Enggak, Bu. Tapi saya membawa sesuatu yang penting!"

Lalu dia mengeluarkan korek api, "Ini, Bu. Kalau ngga ada korek ini. Ibu mau menghidupkan lilin dengan apa?"

MENGASIHI

Setelah mendengar khotbah Natal tentang saling mengasihi, seorang anak meminta sesuatu kepada ibunya untuk diberikan kepada bapak-bapak tua yang menurutnya butuh petolongan.

"Bu, boleh saya minta uang Rp 500,00 untuk Bapak tua yang menjerit-jerit di luar itu, Bu?"

"Oh tentu saja, Nak. Tapi, apa sih yang dijeritkan Bapak tua itu?"

"Es krim! Es krim! Rp 500,00 saja!"


Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. (1 Yohanes 2:10)

Sumber: Redaksi

KAHLIL GIBRAN

Sepanjang liburan Natal, seorang guru memberi tugas kepada semua muridnya untuk membuat puisi dan dikumpulkan pada saat masuk kembali.

Pada saat semua murid telah mengumpulkan tugas, sang guru meminta seorang muridnya tinggal di kelas sebentar seusai pelajaran. Sambil memegang kertas tugas murid tersebut, guru itu bertanya, "Apakah puisi ini kau sendiri yang membuatnya?"

"Setiap kata, Pak!" jawab sang murid bangga.

"Kalau begitu, sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk dapat bertemu dengan Anda, Tuan Kahlil Gibran," sahut guru itu sambil tersenyum, "Kupikir, Anda sudah meninggal puluhan tahun yang lalu...."


"Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya," (Kolose 3:9)

Sumber: Redaksi

Khotbah Natal

Pada hari Natal tahun itu, sang pendeta senior pergi untuk menghadiri acara pernikahan anaknya di luar negeri selama 1 minggu sehingga yang menyampaikan kotbah Natal adalah pendeta muda di gerejanya. Setelah ia kembali dari luar negeri, ia bertanya kepada anggota jemaat, "Bagaimana khotbah pada malam Natal kemarin lusa?"

"Bagaimana ya, Pak. Khotbahnya amat membosankan. Tidak ada nilai-nilainya"

Saat bertemu dengan pendeta pembantunya, ia menanyakan hal yang sama kepadanya. Si pendeta muda menjawab, "Cukup baik acaranya. Namun aku tidak sempat mempersiapkan khotbahku karena sibuk mempersiapkan acara itu sendiri. Tapi, aku beruntung menemukan salah satu naskah khotbahmu. Kemudian, aku menggunakannya untuk khotbah malam Natal itu."

Pages