Artikel

Lukas 1:26-38 - Malaikat Gabriel mengunjungi Maria

Lukas 1:26-38

Dalam bulan yang keenam [sejak Elisabet mengandung Yohanes,] Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.[1]

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "[Bergembiralah], hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."[2]

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

Kisah Natal

Berikut ini adalah kisah Natal lengkap, sesuai dengan urutan kronologisnya.

Kisah Natal


Lukas 1:26-38 - Malaikat Gabriel mengunjungi Maria

Matius 1:20 - Mimpi Yusuf yang pertama

Matius 1:24 - Maria dan Yusuf

Lukas 2:1-4 - Sensus di Betlehem

Lukas 2:4 - Maria dan Yusuf ke Betlehem

Lukas 2:6-11 - Kelahiran Yesus

Lukas 2:10-12 - Malaikat menampakkan diri kepada para gembala

Lukas 2:15 - Para gembala pergi mengunjungi bayi Yesus

Lukas 2:16-20 - Para gembala menyembah bayi Yesus

Matius 2:1 - Orang Majus mengikuti Bintang ke Betlehem

Matius 2:11 - Orang Majus menyembah Yesus

Mengantisipasi Adven

Bagaimana Anda bisa tidak dipenuhi dengan perasaan menunggu dengan penuh syukur, seperti yang dialami Simeon ketika ia menyadari bahwa yang digendong di tangannya adalah bayi Kristus yang telah lama dinanti-nantikan? Lukisan yang dibuat oleh pelukis Belanda Arent de Gelder di atas adalah kisah mengenai puncak penantian, setelah sekian lama dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk kejadian yang telah sejak dahulu ditunggu-tunggu ini.

Siapakah dia? Siapakah Simeon dan apa yang dapat kita pelajari darinya dari secuil kisah tentangnya ini? Ia tinggal di Yerusalem, dan seperti yang dideskripsikan oleh Lukas 2:25-32, ia adalah seorang yang benar dan saleh - artinya ia dengan cermat dan teliti melakukan hukum-hukum Yahudi dan juga telah lama menantikan penghiburan atas Israel; ia menunggu Mesias yang dijanjikan itu, yang akan membawa kelepasan bagi bangsa Israel (ay. 25,38).

Mengalami Sukacita Natal

Lagu Natal lama menyatakan, "It’s the most wonderful time of the year". (Saat terindah di tahun ini - Red.) Dan, bagi orang Kristen, nyanyian itu harusnya bergema dengan benar. Namun, bagi banyak orang, Natal adalah waktu untuk bertahan. Depresi, kesedihan, dan kesepian yang kemudian sering kali diperburuk dengan keadaan keluarga yang hancur dan beban utang yang semakin menumpuk. Daftar acara Natal yang terlalu padat sehingga membuat kita berpikir untuk "mengakhiri hari raya". Kita menjadi bertanya-tanya apakah ucapan selamat Natal masih ada? Apa yang terjadi dengan suasana Natal yang damai di masa kanak-kanak?

Apa Itu Natal?

Natal tentu saja merayakan hari lahirnya Yesus Kristus.

Apa itu Perayaan Natal?

Perayaan Natal bukanlah acara makan-makan besar atau waktu untuk berbelanja akhir tahun. Natal pada hakikatnya bukanlah sebuah festival, tetapi sebuah perayaan di gereja, yaitu perayaan ekaristi dalam rangka memperingati hari lahirnya Yesus Kristus.

Kapan Yesus Lahir?

Pernahkah kamu bertanya kepada kakek nenek buyut kita, kapan mereka lahir? Mereka mungkin menjawab lahirnya pas Gunung Merapi meletus atau lahirnya beberapa hari sebelum gempa besar. Mereka tidak tahu tepatnya tanggal berapa mereka lahir.

Zaman dahulu orang lahir tidak perlu ke catatan sipil untuk membuat akte kelahiran. Jarang ada orang yang mencatat kapan tanggal lahir seseorang.

Perayaan Natal yang Sejati

Dalam kita merayakan suatu peristiwa yang mulia, yaitu kelahiran Yesus, di mana Allah telah menjadi manusia, kadang-kadang kita diperhadapkan dengan tuduhan bahwa Natal adalah perayaan kafir. Apakah hal itu benar dan apakah kita harus meniadakan perayaan Natal dan pohon terang dan hal-hal lain berkaitan dengan Natal itu?

Dalam artikel ini, pertama, saya mau menjelaskan sedikit tentang latar belakang historis perayaan Natal dan kedua, tentang makna Natal bagi kita dimasa kini.

Latar Belakang Historis Perayaan Natal

Ada tiga sumber asalnya perayaan Natal yang kemudian dipersatukan dalam perayaan Natal yang kini umum di seluruh dunia:

Merenungkan Kembali Makna Natal

Natal telah tiba. Natal telah tiba. Hadiah. Hadiah. Hadiah. Acara yang bagus. Meriah suasananya. Natal telah tiba. Dengungan kata dan kalimat ini mengantar kita kembali pada satu titik perenungan bagi setiap orang percaya. Perayaan Natal tahunan yang dihiasi dengan berbagai kesibukan, aneka acara yang menarik, asesoris Natal yang muncul bukan saja di gereja, di rumah bahkan di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan di kantor-kantor. Apakah hanya sebuah tradisi dan kegiatan tahunan yang mendatangkan keuntungan baik materi maupun nonmateri? Perayaan umat Kristiani yang memang sudah biasa terjadi di akhir tahun. Sebenarnya, apa makna Natal bagi setiap kita sebagai orang percaya? Adakah hanya sebatas sebuah perayaan keagamaan saja? Hanya sebuah momen yang meriah? Hanya waktu libur yang lebih panjang di akhir tahun? Atau, adakah makna lainnya?

Natal Tanpa Yesus

Christmas

Ketika kita diundang menghadiri pesta ulang tahun, tentu fokus sosok orang yang mendapat perhatian khusus adalah yang berulang tahun itu. Beliau akan disalami, diberi hadiah, dipeluk, dicium, diajak ngobrol, difoto, dikerjai, pokoknya semuanya ditujukan terhadap orang tersebut. Alangkah lucu dan janggalnya bila yang berulang tahun itu absen pada hari itu, selain para pengunjungnya kecewa dan penuh tanda tanya dan tentu suasananya tidak menyenangkan.

Pages