Artikel

Natal yang Berbeda

Bacaan: Matius 25:31-46

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat. 25:40).

Ketika aku masih kecil, kehidupan kami sangat berkekurangan, namun masa Natal selalu menakjubkan. Hadiah-hadiah sedikit dan kecil, namun kami selalu bahagia dengan apa yang kami terima. Waktu yang paling indah adalah ketika menyanyi bersama-sama di muka pohon terang yang dipimpin oleh Ibu. Ini adalah waktu yang luar biasa dan kudus saat kami menaikkan pujian kepada Tuhan.

Sekarang di dunia Barat, Natal sudah menjadi peristiwa komersial. Persiapan dan pembelian hadiah telah mengambil alih makna rohani Natal -- kelahiran Juru Selamat kita. Banyak orang bahkan tidak ingat mengapa mereka merayakan Natal. Tidak ada sesuatu yang kudus tentang itu.

Kapan Yesus Lahir?

Sejak pertengahan bulan November, suasana Natal sudah mulai dihembuskan oleh pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Pada saat itu gereja sendiri mungkin baru membentuk panitia Natal. Seakan tidak mau kehilangan waktu, dunia bisnis, melalui dekorasi pohon cemara bersalju, rusa, dan kereta salju serta bingkisan hadiah memberikan dorongan psikologis kepada calon pembeli untuk segera berbelanja.

Natal adalah "D-Day"

Ada dua macam pandangan tentang sejarah. Yang pertama, sejarah sebagai lingkaran. Sejarah dipandang sebagai rentetan peristiwa yang berputar dan berulang kembali tanpa arah dan tujuan. Seperti perputaran matahari atau bulan, sejarah adalah perputaran peristiwa yang tak berujung pangkal. Sejarah adalah ibarat lingkaran yang tidak ada habis-habisnya. Apa yang dulu lenyap akan muncul lagi untuk kemudian lenyap lagi dan kemudian muncul lagi.

Yang kedua, sejarah sebagai garis lurus. Sejarah dipandang sebagai rentetan peristiwa yang berkaitan satu sama lain dan mempunyai satu arah dan suatu tujuan. Jadi, sejarah mempunyai makna. Sejarah adalah ibarat garis lurus yang terus memanjang dan bahkan menanjak menuju masa depan.

Pandangan kedua inilah yang dikembangkan umat Israel sepanjang Kitab Perjanjian Lama. Umat itu menghayati peristiwa demi peristiwa sebagai titik demi titik yang terus memanjang dan membentuk garis lurus.

Kegunaan Baru Pohon Natal

Pohon yang berada di sebelah serambi nampak kosong pada hari Minggu pertama bulan Desember di Gereja Kristus Titusville, (Pensylvania). Tetapi menjelang Natal, cabang-cabang dari pohon itu sudah mulai bergelantungan dengan bermacam-macam kartu-kartu yang dipasang oleh para anggota gereja. Pada tiap kartu telah dituliskan suatu perbuatan baik yang ingin dilakukan oleh penulisnya untuk orang lain.

"Seorang anggota yang ahli dalam dunia salon biasanya menawarkan perawatan rambut tanpa bayar," kata pendeta John W. Morris. Orang lain yang bekerja sebagai penghias kue tart profesional menawarkan menghias kue tart apa saja pada perayaan Natal ini. Sedangkan yang lain menawarkan makan bersama di restoran -- lalu kaum muda juga ingin berpartisipasi dengan menawarkan bantuan untuk memotong rumput taman atau mencuci kendaraan."

Untuk Menyembah Sujud

Orang majus jarang ketinggalan dalam cerita atau kartu Natal. Anda tentunya pernah melihat gambar yang menunjukkan tiga orang majus sedang berlutut di depan palungan bersama Maria, Yusuf, dan para gembala. Gambar yang bagus namun sebenarnya juga kurang tepat. Sedikitnya ada empat hal di gambar itu yang sebenarnya kurang berdasar yaitu bahwa (1) orang majus datang bersamaan waktunya dengan gembala, (2) mereka datang ke palungan, (3) mereka berjumlah tiga orang, dan (4) mereka bertemu dengan Yusuf. [Red: perhatikan juga hal ini dalam pengajaran Anda di SM.]

Penggenapan Suatu Penantian dan Harapan (Yesaya 40:27-31)

Ketakutan dan kekhawatiran yang hebat dalam menghadapi persoalan yang menekan kehidupan ini bisa membuat orang menjadi ragu-ragu bahkan tidak memercayai lagi kuasa dan kasih Tuhan. Dalam keadaan yang demikian, kita sering berkata kepada diri sendiri, dan mungkin juga kepada orang lain, "Kalau Tuhan memang Maha Kuasa dan Maha Pengasih, seharusnya Dia mampu menghindarkan diriku dari keadaan ini! Tetapi, kenapa Ia tidak melakukannya? Jangan-jangan Tuhan sebenarnya memang tidak mampu dan tidak berkuasa mengendalikan serta mengubah segala sesuatu dalam kehidupan ini? Apa gunanya masih berpegang dan berharap kepada-Nya?"

Kalaupun tidak meragukan dan kehilangan kepercayaan kepada Tuhan, ia bisa menjadi kecewa bahkan marah kepada Tuhan karena merasa bahwa Tuhan telah berlaku tidak adil kepadanya. "Mengapa Tuhan begitu tidak peduli kepadaku dan membiarkan aku mengalami keadaan seperti ini, sedang orang lain tidak? Apa kekuranganku dan apa salahku?"

Natal, Masa untuk Menggali Kenangan

Pada suatu musim panas, keluarga saya memberi pekerjaan kepada seorang pengembara meskipun kami menduga orang itu peminum. Pada musim gugur, ia meninggalkan kami, tetapi pada hari Natal, sebuah kartu Natal dikirim dari tempat yang ratusan mil jauhnya -- tak ada pesan yang tertulis, hanya ada tanda tangan. Lalu pada musim semi, ia datang menemui kami.

"Saya sudah berhenti minum-minum," katanya. "Saya akan mendapat pekerjaan tetap." Waktu kami mengucapkan terima kasih atas kartu yang dikirimnya, ia mengatakan itu satu-satunya kartu yang dikirimnya. "Saya ingin berterima kasih melalui kartu itu, bukan karena pekerjaan yang kalian berikan, tetapi karena kalian menghargai saya. Itu membantu saya memasuki kehidupan yang baru."

Cerita natal? Ah, Paling Juga Begitu Saja ....

Oleh: Wiji Suprayogi

Berkali-kali aku menjumpai rapat Natal yang memutuskan untuk
menggantikan acara cerita Natal yang berupa kisah kelahiran Yesus
dengan cerita lain. Anggapan yang muncul adalah semua sudah hafal
dan semua bisa membacanya di Alkitab, jadi tidak perlu lagi
membahasnya. "Paling kisahnya itu-itu juga, jadi mending kita ganti
dengan cerita lain yang lebih seru dan menarik jemaat," begitu
komentar beberapa orang.

Kucoba membaca kisah kelahiran Yesus beberapa kali, dan aku mendapat
beberapa pelajaran. Aku tak begitu ingat apakah beberapa pelajaran
ini berasal dari timbunan ingatanku -- yang berasal dari berbagai
buku -- atau memang murni dari interpretasiku, tetapi inilah yang
muncul ketika aku membacanya berulang kali suatu malam.

MARIA YANG TEGAR DAN MEMILIKI HATI YANG TAAT

Tiga Simbol Natal

Ada tiga simbol yang berarti Natal -- yang benar-benar bermakna Natal.

Yang pertama adalah buaian bayi. Dengan kata-kata yang mudah
dipahami oleh manusia, Alkitab menggambarkan Tuhan dalam bentuk
manusia! Dalam sosok seorang bayi kecil! Di sana, di Bethlehem,
dalam buaian yang berisi harapan dan impian dunia yang sedang
sekarat. Tangan kecil dan montok yang mengenggam jerami dalam
palungan-Nya itu akan menyembuhkan mata yang buta, telinga yang
tuli, dan meredakan keganasan lautan. Kaki-kaki kecil itu akan
mengantarkan-Nya ke tempat mereka yang sedang sakit dan membutuhkan.
Kaki-kaki itu juga yang akan dipaku pada kayu salib Kalvari.

Palungan di Bethlehem yang terpencil menjadi penghubung yang
mengikat dunia yang terhilang kepada Tuhan yang penuh kasih.

Pages